Saat itu aku masih kelas 5 SD,
masih jelas dalam benakku, aku dibangunkan dengan tergesa-gesa oleh ibuku yang
sedang hamil tua adik ke-3 ku, aku lupa ibuku bilang apa, yang jelas beliau
meminta tolong untuk memindahkan neneku yang terjatuh.
Saat itu tidak ada laki-laki di
rumah, paman dan ayahku mereka pergi ke mesjid untuk menunaikan solat shubuh,
sedang dirumah tersisa aku, ibuku yang sedang hamil tua, dan tanteku yang baru
memiliki bayi.
Kami bertiga menggotong Ummy yang
tergeletak di lantai untuk dipindahkan ke atas ranjang. Tidak ada isyarat,
atau pertanda, bahwa Ummy akan meninggal secepat itu. Anak-anaknya segera
berkumpul, kami juga memanggil ustad di kampung kami untuk meyakinkan kalau Ummy
sudah meninggal atau belum, ustad itu pun masih ragu dan menyuruh kami untuk
menunggu anak tertua Ummy (alias pa’de ku atau Ua ku) yang kebetulan juga ustad
di kampungku, tapi suasana sudah ramai dengan tangisan. anak dan cucu semua
berkumpul untuk melihat kondisi Ummy. Ketika kepastian itu datang dan Ummy
benar-benar dinyatakan telah meninggal suasana semakin ramai, para tetangga
mulai berdatangan, mereka ikut menangis atas kepergian Ummy yang begitu
mendadak.
Malamnya aku masih melihat Ummy
sehat bugar sedang menjahit baju, malam itu, aku mengantarkan pisang goreng
yang baru aku buat, “nuhun neng….” Kalimat terakhir Ummy kepada ku artinya
“terimakasih neng” sambil menoleh ke arahku dan memberikan senyum terakhirnya.
Senada denganku, bibi ku juga
bertemu dengan nenek ku selepas beliau keluar dari kamar mandi di ¾ malam,
mungikin habis wudlu, karena seingatku, Ummy tidak pernah melewatkan solat
tahajud.
Dari posisi Ummy jatuh, idak ada
yang aneh dan Ummy juga tidak memiliki luka bekas ia terjatuh, sajadah yang biasa
ia gunakan untuk solat masih tergelar dengan rapi, Ummy pun masih menggunakan
sandal yang biasa beliau gunakan untuk berwudhu (bibiku bilang, Ummy memang
selalu mengambil air wudhu lagi jika sudah terdengar adzan magrib), kami
berfikir bahwa mungkin memang itu jalan yang sudah Allah buat untuk Ummy.
Ummy dikenal sebagai wanita kuat
dan tegar, sebagai single parents,
beliau membesarkan 9 putra dan putrinya dengan kuat dan penuh kesabaran. Beliau
juga sering memimpin pengajian ibu-ibu di kampungku, beliau juga begitu
dihormati, mungkin karena dianggap sesepuh, perangainya begitu lembut, namun
beliau juga tegas. Beliau sering mengingatkan kami (cucu-cucu nya) untuk tidak
meninggalkan solat,
Aku ingat betul, ketika Ummy
diundang untuk memimpin pengajian 7 bulanan tetanggaku, aku diajak olehnya,
ketika aku pulang aku membawa satu dus makanan dan itu rasanya seneeeeeng
banget. Aku juga ingat, ketika kami (cucu-cucu) sedang bermain di halaman
rumah, dan adzan dhuhur atau asar telah berkumandang, beliau tidak lupa untuk
mengingatkan kami solat sebelum melanjutkan permainan kami lagi.
Aku kangen Ummy…. Semoga Ummy
diberikan tempat terbaik di sisi Allah dan dikumpulkan bersama orang-orang
soleh. amiin
0 komentar:
Posting Komentar