Hari itu, kita selesai kuliah
siang hari, dan anehnya kita semua malas pulang ke kos masing-masing karena
panas. Sialnya, hari itu kita serempak tidak punya uang (dibaca: bokek) tapi
gejolak bermain kita sangat tinggi. Yang ada di fikiran kita waktu itu “bermain
tapi tidak banyak mengeluarkan uang”. Hahaha tidak terasa sambil kita berfikir mencari
solusi dan memenuhi hasrat bermain, kita melewati perpustakaan dan mulai masuk
Fakultas Ilmu Keolahragaan, dan apa yang terjadi? kita melihat halte trasnjogja
di depan gedung kuliah FIK.
Awalnya kita ga niat dan ga yakin
puter-puter pakai transjogja, tapi karena niat kita besar, akhirnya kita semua
membeli tiket transjogja. Dan yang harus di catat, ketika memulai perjalanan,
kita semua tidak memiliki tujuan yang jelas. Kesepakatannya, bus trasnjogja
yang pertama kali datang, itu yang kita naiki, dan ternyata yang pertama kali
datang itu bus jalur 2A (kalau tidak salah). kita turun dari satu halte ke
halte lain dengan menunjukan wajah sotoy
(dibaca: So tau) seolah-olah kita
tau arah, dari mulai daerah condong catur, prambanan, malioboro, kehutanan (bantul)
sampai balik lagi ke kampus.
Modal 3000 perak, kita semua
mempererat hubungan dan putar-putar Yogyakarta dengan murah meriah. Selain jalan-jalan
tanpa modal, hal yang memalukan lain ketika perjalanan kita yaitu, kita dengan
percaya diri nyanyi-nyanyi lagu yang sedang diputar di transjogja waktu itu
(kalau tidak salah, pak supir memutar lagu D’masiv), penumpang lain terkesima
melihat keudikan kita ber5 (saya, annisa, desmira, maria dan nova) hahaha tapi
kita PD-PD aja tuh, mungkin karena kekuatan kebersamaan.
Itu perjalanan luar biasa kawan,
dan aku fikir, aku ga bakalan mungkin ngelupain perjalanan singkat (3 jam)
walaupun kita nanti bakalan pisah, dan cerita ini akan menjadi cerita yang
menggelitik ketika kita mengingatnya ulang di hari yang akan datang.
Terimakasih sudah mau membaca :)
ngakak win hahaha
BalasHapussweetest moment banget pokoknya :)
iya yaaaa,,, hahaha orang bokek pengen jalan-jalan...
BalasHapus