Senin, 17 Maret 2014

Karena Allah itu Sesuai Prasangka Hambanya

Saat itu saya baru saja lulus dari bangku sekolah, besar keinginan saya untuk bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya, begitupun dengan kedua orang tua yang begitu gigih membantu ku untuk dapat melanjutkan pendidikanku.
Tidak muluk-muluk keinginan saya saat itu, “bisa lulus tes masuk perguruan Tinggi Negeri”, itu satu-satunya harapan, saya.
Singkat cerita, selepas ujian akhir negara. Saya bergegas pergi ke Yogyakarta, untuk mengikuti bimbingan belajar masuk PTN. Rasanya minder luar biasa ketika teman sekelas berasal dari berbagai daerah, memiliki latar belakang yang berbeda dan jelas, mereka anak-anak yang cerdas. Sedangkan saya, hanya seorang anak lulusan SMK, dalam waktu 1 bulan menuju ujian (SNMPTN) saya harus menyusul ketertinggalan pelajaran saya.
Namun entah mengapa, saya memiliki keyakinan bahwa saya akan lolos dalam ujian tersebut. Meski saya sadari betul, ketika dalam kelas Bimbel saya menjadi anak yang paling pasif, bukan karena saya pemalu tapi karena saya memang tidak bisa menjawab soal-soal yang disediakan. Yang bisa saya lakukan saat itu, hanyalah mendengarkan guru pembimbing ketika ia mengajar.
Namun lagi-lagi, saya pun terheran. Keyakinan dan kepercayaan untuk lolos dalam ujian tersebut, selalu menenangkan hati saya. Ketika sujud di ¾ malam pun, saya begitu yakin bahwa Allah akan mendengar do’a saya, dan itu pasti. Bukan karena saya mencoba mendikte takdir, saya hanya berfikir itu merupakan bentuk kepasrahan dan kepercayaan saya pada Allah. Tidak ada beban, dan kekhawatiran, semuanya diserahkan pada Allah. Saya sudah berusaha dengan mengikuti bimbingan belajar sebelum ujian SNMPTN, tidak lupa saya pun mengulang kembali pelajaran ketika sampai di rumah, sehabis solat saya berdoa’a, orang tuapun senantiasa mendoakan dari rumah, semua ikhtiar dan do’a sudah di usahakan, memang yang bisa dilakukan saat itu ialah berserah diri.
Singkat cerita, hari ujianpun datang, dan memang benar. Dari 200 soal yang disediakan semuanya susah, dan saya harus berusaha lebih keras dalam menjawab soal-soal yang ada. Saat itu, saya sendiri pun tidak yakin dengan jawaba-jawaban saya, namun entah kenapa, saya tetap yakin bahwasanya Allah akan mengabulkan do’a saya dan saya akan lolos masuk salah satu perguruan tinggi pilihan saya.
Ketika masa-masa menunggu pengumuman pelulusan, saya menghabiskan waktunya di rumah. Saya semakin pasrah dengan apapun hasilnya. Bahkan untuk hasil tersulit pun sudah saya siap, tapi kalau saya boleh jujur, dibalik kepasrahan saya saat itu, hati kecil saya tetap yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa saya.
Hari pengumuman pun tiba, dan Alhamdulillah hasilnya sesuai dengan apa yang saya harapkan. Allah menjawab do’a saya, Allah mengabulkan do’a saya. Dan kami sekeluarga begitu bersyukur dengan nikmat yang telah Allah berikan.

Lulusnya saya dalam ujian tersebut, memberikan pelajaran yang luar biasa, bahwasanya Allah itu sesui dengan prasangka hambanya, dan Allah juga akan mendengar do’a hambanya yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu, yakin dan percayalah kepada Allah, tidak boleh ada keraguan dalam hati ini terhadap kekuasaan Allah. 
Share:  

0 komentar:

Posting Komentar