Kamis, 24 April 2014

Suku Bangsa Maori

Berbicara mengenai Selandia Baru, tidak akan terlepas dari suku bangsa Maori, yang dipercaya sebagai suku asli Selandia Baru. Menurut legenda atau mitos setempat, nenek moyang suku Maori yang berasal dari suatu wilayah di Polynesia memutuskan untuk berlayar untuk bermigasi dengan kano, sejenis perahu kecil yang memuat 2-3 orang. Penduduk pertama yang menghuni New Zealand kala itu, memenuhi kebutuhan pangan dengan berburu sepanjang garis pantai untuk mendapatkan daging dari mamalia laut. Selain itu mereka juga membuka hutan disekitar hunian mereka dan mengumpulkan kayu untuk memasak.
Budaya rumah tangga yang dimiliki oleh komunitas suku Maori cukup teratur. Lelaki bertugas untuk berburu dan membajak sawah sedangkan wanitanya menyiangi rerumputan, menjahit dan memasak untuk kebutuhan primer sehari-hari. Pembagian status sosial juga terlihat dalam komunitas suku Maori. Aktivitas-aktivitas sebagai contoh, bercocok tanam, memanen hasil pertanian, dan lain-lain dilakukan menurut kemampuan masing-masing individunya. Setiap individu minimal memiliki keahlian dibidang seni seperti pembuat puisi atau pujangga, pembuat tato dan carving.
A.            Asal-Usul Bangsa Maori
Suku bangsa Maori adalah suku bangsa Polinesia yang merupakan penduduk asli di Selandia Baru. Mereka dipercaya bermukim di Selandia Baru sekitar tahun 1280 M. Mereka bermigrasi menggunakan kanao-kanao yang berasal dari hawaika yang berada di kepulauan polenesia di Samudra Pasifik menuju ke arah selatan.  Mereka bermigrasi dari Cook Island, Society Island dan Marquesas Island yang terletak di Samudera Pasifik. Dalam perjalanannya, mereka menemukan sebuah daratan yang dari laut terlihat seperti tertutup awan berwarna putih. Mereka akhirnya mendarat ke pulau itu dan memberinya nama Aatearoa yang artinya “The Land With a Long White Coulds”.
Kata Aatearoa sebenarnya merupakan gambaran dari Selandia Baru sendiri, yaitu tanah dengan awan putih yang panjang, yaitu gambaran tentang Selandia Baru saat diselimuti oleh salju. Pulau yang mereka temukan ini sebenarnya adalah pulau utara. Setelah ditemukannya pulau Aetearoa, maka secara berkala bangsa Polenesia melakukan migrasi ke pulau Arteroa ini. Pada 1000-1100 M para penjelajah Polenesia Toi dan Wathonga mengunjungi Selandia Baru. Dilanjutkan pada tahun 1350, Armada besar bangsa polenesia mulai mendatangi Aetearoa menggunakan tujuh kanao, yaitu Aotea, kurahaupo, mataatua, tainui, te, arawadan, takitimu . Awal migrasi besar-besaran ini sempat menyebabkan gesekan dengan suku Moriori yang merupakan penduduk asli Selandia Baru sebelum kedatangan bangsa polenesia. Hal ini membuat suku Moriori hancur dan akhirnya punah[1].
 Nama maori sendiri muncul setelah kedatangan bangsa barat ke Selandia Baru sekitar tahun 1830. Awalnya orang-orang Polenesia yang menetap di Selandia Baru menyebut kelompok mereka dengan kata “iwi” yang secara harfiah berati tulang. Maksud dari kata iwi sendiri adalah orang yang terikat oleh garis keturunan dari satu nenek moyang yang sama. Itu menggambarkan bahwa mereka berasal dari nenek moyang yang sama, yaitu bangsa polenesia dari timur pasifik.  Kata maori yang berarti "orang biasa" digunakan oleh bangsa barat untuk menyebut orang-orang telah tinggal di tanah Selandia Baru sebelum mereka datang. Sebenarnya penyebutan penduduk asli dengan nama maori digunakan untuk membedakan orang-orang barat dengan penduduk asli. Orang barat menyebut mereka sebagai Pakeha yang berarti orang kulit putih. Sama seperti kebiasaan di daerah temuan lain, orang barat menganggap bahwa mereka lebih baik dari penduduk asli yang mendiami daerah temuan mereka. oleh sebab itu mereka sering menamai penduduk asli dengan sebutan yang mendeskriditkan[2].
B.     Ciri-ciri Fisik
Ciri-ciri fisik suku bangsa Maori sebagian besar hampir sama dengan bangsa Polenesia. Namun orang Maori yang tinggal di pulau Utara memiliki ciri fisik yang merupakan perpaduan dari bangsa Polenesia dan bangsa Melanesia. Oleh kerena itu, diperkirakan bahwa pada saat awal kedatangan bangsa polenesia sempat terjadi perkawinan campur dengan penduduk Maori yang merupakan ras Melanesia. Jenis maori campuran ini umumnya memiliki rambut hitam bergelombang menyerupai ras polenesia tetapi bentuk hidung dan bibir menyerupai ras Melanesia, yaitu hidung pesek dan bibir tebal. Kulit mereka juga berwarna cokelat. Biasanya suku maori di pulau Utara menggunakan kapur untuk memutihkan rambut supaya tampak merona kemerahan. Untuk suku maori yang ada di pulau Selatan umumnya memilki ciri fisik yang sangat mirip dengan ras polenesia. Mereka mempunyai rambut hitam, mata cokelat gelap, bibir tebal dan menonjol, hidung datar dengan lubang hidung yang besar, dan giginya besar.
C.      Kebudayaan Bangsa Maori
Suku Maori mempunyai  kebudayaan yang cukup tinggi. Kebudayaan suku Maori termasuk salah satu kebudayaan yang kaya dan beragam, dari tradisional hingga kontemporer. Seni tradisional seperti mengukir, menenun, kapa haka (kinerja kelompok), whaikorero (pidato) dan moko (tato) yang dipraktekkan di seluruh negeri. Budaya lisan suku Maori kaya dengan cerita dan legenda. Kisah penciptaan menggambarkan dunia yang dibentuk oleh pemisahan Ranginui (Dewa Langit) dan Papatuanuku (Dewa Bumi) oleh anak-anak mereka[3].  
Yang paling terkenal dari kebudayaan suku Maori ini adalah seni tatonya atau yang mereka sebut dengan moko. Bagi mereka tato bukan hanya sebagai hiasan, tetapi merupakan perlambang peringkat, silsilah status, suku sejarah,  kelayakan untuk menikah, kekuatan, kejantanan, dan keberanian. 
Orang maori mempunyai cara khusus untuk menato tubuhnya, yaitu dengan membuat torehan atau pahatan pada kulitnya menggunakan pisau atau pahat yang terbuat dari kulit kerang laut. Sedangkan untuk tinta mereka menggunakan dua jenis, yang pertama terbuat dari ngarehu  (organisme arang kayu) biasanya digunakan untuk menato bagian wajah, dan awheto (ulat yang bermutasi menjadi sayuran). Motif tato pada suku maori biasanya berupa spiral yang dipahatkan pada wajah, pantat dan kaki. Namun pada wanita maori umunya tato dibuat pada bibir, dagu atau leher bagian belakang.
Pembubuhan tato pada orang maori dimulai sejak dia beranjak dewasa. Tato sendiri merupakan symbol dari perjalanan hidup orang-orang Maori. Moko merupakan cara untuk mengidentifikasi posisi Maori tentang kekuasaan dan otoritas. Mereka yang pergi tanpa tato dianggap tanpa status atau nilai. Menyalin sebuah pola tato sangat menghina bagi bangsa Maori. Penyalinan pola ini juga berarti pencurian identitas.
Makanan khas suku maori adalah hangi. Makanan dimasak dengan cara disekap ke dalam api di bawah tanah. Caranya, batu dipanaskan dalam api di bawah tanah, kemudian makanan yang akan dibakar diletakkan di atasnya,lalu ditutup dengan daun kubis atau selada air. Lama memasak 3 jam, konon rasanya seperti masakan yang dikukus dengan rasa tanah[4].
Rumah suku maori adalah rumah merah. Rumah ini berbentuk rumah panggung yang terbuat dari kayu dan keseluruhannya di cat dengan warna merah dan beratapkan ilalang. Suku maori juga mempunyai tarian tradisional bernama haka yang merupakan tarian perang. tarian ini diikuti oleh teriakan dan dilakukan secara bersama. Tarian haka pada mulanya merupakan tarian yang dilakukan oleh para prajurit sebelum perang, dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan dan kekuasaan mereka dengan tujuan mengintimidasi pihak lawan. Namun saat ini, tarian haka digunakan sebagai tarian untuk menyambut tamu. Musik khas suku maori adalah whaikorero. Bangsa Maori juga terkenal dengan tradisi lisannya, yaitu cerita-cerita mitos yang berkembang secara turun temurun. Contohnya cerita tentang asal usul orang maori adalah dari pemisahan antara dewa langit dan dewa bumi. Orang maori percaya mereka adalah keturunan dari kedua dewa tersebut.
Orang Maori mempunyai salam khas yang disebut hongi, dimana dua orang yang akan memberikan salam saling berhadapan, memegang bahu orang di depannya dengan kedua tangan, dan saling menempelkan dahi dan hidung hingga kemudian menarik napas bersamaan. Dibalik prosesi salam ini ada kesan filosofis yang tersirat yaitu bahwa makna salam dalam tradisi Maori lebih dari sekedar basa-basi. Salam suku Maori menggambarkan universalitas manusia, bahwa apapun latar belakang budaya, negara, agama, dan sifatnya, ketika Hongi dilakukan, ketika dua dahi dan dua hidung bersentuhan, dan keduanya saling menghirup napas, di sanalah terbukti bahwa semua orang menghirup oksigen dari udara yang sama dari bumi yang sama.
D.     Kedatangan Bangsa Barat
Bangsa Eropa yang pertamakali menemukan Selandia Baru adalah pelaut Belanda bernama Abel Tasman yang melihat pantai sebelah barat dari Pulau Selatan pada tahun 1642[5]. Awalnya dia menamakan pulau ini dengan sebutan State Landt karena dia menganggap Selandia Baru merupakan bagian dari pesisir Argentina. Setelah diketahui bahwa Selandia Baru bukanlah bagian dari benua amerika, maka nama State Landt diganti dengan New Zealand. Zealand sendiri merupakan nama salah satu kota yang ada di Belanda. Abel Tasman bersama awak kapalnya mengalami penyerangan oleh suku Maori. Salah satu penyebab gagalnya Abel Tasman adalah ketidak pahaman bahasa yang digunakan. Tahun 1768 Jamess Cook, seorang pelaut Inggris datang ke Selandia Baru. Dia ditemani Tupaia, seorang polenesia, yang bertugas sebagai penerjemah. Cook berhasil mengelilingi seluruh pulau selama enam bulan dan memberi nama beberapa daerah. Setelah kedatangan Jamess Cook banyak orang Eropa yang mengunjungi Selandia Baru dan semakin banyak orang Eropa yang menetap di Selandia Baru. Hal ini kemudian menimbulkan konflik dengan suku Maori. Pada umunya yang menjadi penyebab konflik adalah perbedaan pemahaman tentang kepemilikan tanah. Saat itu, beberapa daerah tidak memiliki hukum. Untuk menangani hal ini, pada tahun 1839 Kerajaan Inggris mengirim William Hobson untuk mengadakan perjanjian dengan bangsa Maori. Pada tanggal 6 Februari 1840, kedua pihak menyetujui perjanjian  yang disebut dengan The Treaty of Waitangi. Perjanjian ini menjanjikan adanya perlindungan hak atas kepemilikan tanah dan pemerintahan baik kepada warga pendatang ataupun kepada bangsa Maori, namun pada prakteknya malah menimbulkan percekcokan dan bahkan perang antara pendatang dan bangsa Maori. Peperangan ini dimenangkan oleh Pendatang dan sejak saat itu Selandia Baru berada di bawah pemerintahan Kerajaan Inggris.

                                                                          
[4] ibid
[5] George Thomas Kurian. 1990. Facts On File National Prifiles : Australia and New Zealand. USA : R.R. donelley & Sons. Hal. 137
Share:  

Sejarah Lari Maraton

Keberadaan polis-polis (Negara kota) di Yunani mengakibatkan mereka saling bersaing dalam merebutkan hegemoni dan kekuasaan atau wilayah Yunani. Tidaklah mengherankan apabila Yunani selalu terjadi peperangan antar polis tersrbut. Namun, ketika tentara Persia dating untuk menginvasi daerah Yunani, maka polis-polis yang ada di Yunani bersatu terutama Sparta dan Athena, bersatu untuk menghadapi Persia.
Serangan bangsa Persia berlangsung tiga kali antara 500-480 SM sehingga disebut perang Persia. Dalam perang ini terdapat peristiwa unik yakni lari marathon.

Marathon sendiri merupakan nama sebuah kota di Yunani. Pada serangan yang ke dua oleh bangsa Persia tahun 490 SM, tentara Persia dapat dikalahkan oleh pasukan Athena di dekat kota Marathon. Prajurit Athena yang bernama Feidippides mengabarkan berita kemenangan ini dengan berlari sejauh 26 Km dari Marathon ke Athena. Untuk mengenang peristiwa itu maka di dunia di kenal dengan lomba lari marathon.

Share:  

Selasa, 22 April 2014

Globalisasi

Pengertian Globalisasi menurut beberapa ahli adalah :
a.       Selo Soemardjan : globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi adalah untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya yerbentuknya PBB, OKI
b.       Menurut Anthony Giddens (1989), proses peningkatan   kesalingtergantungan masyarakat dunia dinamakan dengan globalisasi. Ditandai oleh kesenjangan tingkat kehidupan antara masyarakat industri dan masyarakat dunia ketiga(yang pernah dijajah Barat dan mayoritas hidup dari pertanian)
A.      Ciri-ciri Globalisasi[1]
a.       Meningkatnya aliran barang dan jasa antar negara.
b.      Muncul rezim pengatur yang baru.
c.       Tumbuhnya pasar yang bersifat global
d.      Berkembangnya ideology
e.       Peran sector swasta berkembang
f.        Peran negara berubah
g.       Semakin berkembangnya ketidakmerataan
h.      Jarak waktu dan tempat semakin pendek
i.         Dampak kultur bersifat hemogenisasi maupun deferensiasi
j.         Munculnya daerah-daerah kumuh
k.       Perubahan iklim global.
B.      Dampak Globalisasi
Dampak negatif globalisasi
-          Terjadinya cultural shock, yaitu masyarakat mengalami disorientasi dan frustasi karena tidak siap menerima kenyataan perubahan akibat globalisasi
-          Terjadinya cultural lag yaitu unsur – unsur globalisasi tidak berlangsung secara serempak
-          Anomi, yaitu keadaan tanpa nilai karena nilai dan norma lama telah ditinggalkan sedang nilai dan norma baru belum terbentuk.
Dampak positif globalisasi
-          Masuknya nilai – nilai positif (disiplin, etos kerja, pentingnya pendidikan)
-          Mempercepat proses pembangunan karena perkembangan iptek.
-          Menumbuhkan dinamika terbuka dan tanggap terhadap unsur–unsur pembaruan.
C.       Ideology
Dalam ilmu-ilmu social dikenal dua pengertian mengenai ideology, yaitu ideology secara fungsional dan secara structural. Ideology. Ideology secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.[2] Ideology secara structural diartikan sebagai pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.[3]
Menurut Marxisme, ideology diartikan sebagai sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas social tertentu dalam politik atau social.[4]
Ideology secara praktis diartikan sebagai system dasar seseorang tentang nilai-nilai dan tujuan-tujuan serta sarana sarana pokok untuk mencapitnya. Jika diterapkan untuk negara, maka ideology diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik sebagai individu, social maupu dalam kehidupan bernegara.[5]
D.      Macam-macam Ideologi
Berikut ini dijelaskan secara sekilas beberapa ideology dunia, yakni Liberalisme, Konservatisme, Sosialisme, Komunisme dan Fasisme.  
a.       Liberalisme
        Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut faham liberal, adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik,  semua individu darus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan individu untuk bertanggung jawab atas tindakannya.[6]
        Jadi cirri-ciri ideology liberal sebagai berikut
-          Demokrasi merupakan pemerintahan yang baik
-          Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh termasuk kebebasan berbicara, beragama dan pers.
-          Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas
-          Kekuasaan dari seseorang atas seseorang merupakan hal yang buruk
-          Suatu masyarakat dikatakan bahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar individu berbahagia.
b.       Konservatisme
Ketika liberalism menggoncangkan  struktur masyarakat feudal yang mapan, golongan berusaha mencari ideology tandingan untuk menghadapi kekuasaan persuasive liberalism. Dari sinilah muncul ideology konservatisme.[7]
Menurut paham ini liberalism merupakan paham yang terlalu individualistis. Sebaliknya menurut paham konservatif masyarakat dan kelompok masyarakat yang lain tidak sekedar penjumlahan unsure-unsurnya, dan suatu kelompok lebih dapat menciptakan kebagaisaan yang lebih besar.[8]
Paham konservatif ditandai dengan gejala-gejala berikut:
-          Masyarakat yang terbaik adalah masyarakat yang tertata.
-          Untuk menciptakan masyarakat yang tertata dan stabil itu diperlukan suatu pemerintah yang memiliki kekuasaan yang mengikat tetapi bertanggung jawab.
-          Paham ini menekankan tanggung jawab pada pihak penguasa dalam masyarakat untuk membantu pihak yang lemah.
c.       Sosialisme
Sosialisme merupakan reaksi terhadap revolusi industry dan akibat-akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian kesembilan belas dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan dan meyakini kesempurnaan watak manusia.
Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis, paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruhsecara bertahap, dan dalam hal kesediaan berperanserta dalam pemerintahan yang belum seluruhnya menganut system sosialis.[9]
Sosialisme merupakan paham pandangan hidup dan ajaran kamasyarakatan tertentu , yang berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil-hasil produksi secara merata . Sosialisme sebagai ideologi politik adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan politik yang mencita-citakan terwujutnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi , konstitusional –parlementer , dan tanpa kekerasan.[10]
d.       Komunisme
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh. Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut “Marxisme-Leninisme”. Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi “tumpul” dan tidak lagi diminati.
Ideologi komunisme mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak itu komunisme disebarkan sebagai sebuah ideologi ke negara lain. Komunisme ini merupakan paham yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan.
Komunisme Ini menyebabkan banyak penduduk beragama tidak mendukung komunis. Pemerintah komunis juga sering menindas mereka yang berpegang pada agama.
Secara resmi ada 9 negara yang pernah didirikan berpegang dengan ideologi komunisme yaitu :
·         Uni Soviet (Uni Republik Sosialis Soviet)
·         Cina (Republik Rakyat Cina)
·         Cuba (Republik Cuba)
·         Laos (Republik Demokratik Rakyat Lao)
·         Vietnam (Republik Sosialis Vietnam)
·         Korea Utara (Republik Rakyat Demokratik Korea)
·         Yaman Selatan (Republik Demokratik Rakyat Yaman)
·         Myanmar / Burma (Republik Sosialis Uni Burma)
·         Kamboja / Kampuchea (Demokratik Kampuchea)

Namun hanya 5 negara yang tetap memerintah di bawah komunis yaitu:
·         Cina
·         Laos
·         Vietnam
·         Cuba
·         Korea Utara
Ideologi komunisme diperjuangkan dahulu sudah mulai luntur termakan usia setelah pencetusannya. Hal ini dapat dilihat di Negara Cina sendiri, kebijakan pemerintah Cina terhadap investor (kapitalis) yang dianggap musuh rakyat telah berubah sejak 90-an. Hal ini dapat dilihat dengan kebanjiran pabrik-pabrik di dalam negeri Cina sendiri.
Meskipun banyak yang menganggap ideologi komunisme sudah lemah menyusul jatuhnya Uni Republik Soviet pada tahun 1991, namun ideologi itu tetap ada dalam bentuk sosialisme. Masih ada Partai Komunis di negara-negara lain seperti di barat yang memperjuangkan hak pekerja, pelajar dan bersikap anti-kolonial.
e.       Fasisme
Sebenarnya fasisme lebih merupakan gaya politik daripada ideology sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama. Paham ini merupakan tipe nasionalisme yang romantic dengan segala kemegahan upacara dan symbol-simbol yang mendukungnya untuk mencapai kebesaran negara.
Hal itu akan dicapai apabila terdapat seseorang pemimpin kharismatis sebagai symbol kebesaran negara yang didukung oleh massa rakyat. Dukungan massa yang fanatic ini tercipta berkat indoktrinasi, slogan-slogan dan symbol-simbol yang ditanmkan sang pemimpin besar dan aparatnya. Fasisme ini pernah diterapkan di Jerman, Jepang, Italia, dan Spanyol tetapi penerapan paham ini sangat bervariasi di negara-negara tersebut.



[1] Sumber di dapatkan dari materi ajar mata kuliah Perspektif Global
[2] Ramlan Subakti. 1992. Memahami ilmu politik. Hlm 32
[3] Ibid.,
[4] Rukiyati, M.Hum. 2008. Pendidikan Pancasila. Hlm 79
[5] Ibid.,
[6] Ramlan Subakti. 1992. Memahami ilmu politik. Hlm 34
[7] Ibid., hlm 35
[8] Ibid., hlm 36
[9] Ibid., hlm37
[10] Giddens, Anthony, 2009, kapitalisme dan teori social modern, Jakarta: UI-press
Share: