Pengertian
Globalisasi menurut beberapa ahli adalah :
a. Selo Soemardjan : globalisasi adalah suatu
proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh
dunia. Tujuan globalisasi adalah untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah
tertentu yang sama misalnya yerbentuknya PBB, OKI
b. Menurut Anthony Giddens (1989), proses
peningkatan kesalingtergantungan
masyarakat dunia dinamakan dengan globalisasi. Ditandai oleh kesenjangan
tingkat kehidupan antara masyarakat industri dan masyarakat dunia ketiga(yang
pernah dijajah Barat dan mayoritas hidup dari pertanian)
A.
Ciri-ciri Globalisasi[1]
a. Meningkatnya aliran barang dan jasa antar negara.
b. Muncul rezim pengatur yang baru.
c. Tumbuhnya pasar yang bersifat global
d. Berkembangnya ideology
e. Peran sector swasta berkembang
f.
Peran negara berubah
g. Semakin berkembangnya ketidakmerataan
h. Jarak waktu dan tempat semakin pendek
i.
Dampak kultur bersifat
hemogenisasi maupun deferensiasi
j.
Munculnya daerah-daerah
kumuh
k. Perubahan iklim global.
B.
Dampak Globalisasi
Dampak negatif globalisasi
-
Terjadinya
cultural shock, yaitu masyarakat mengalami disorientasi dan frustasi karena
tidak siap menerima kenyataan perubahan akibat globalisasi
-
Terjadinya
cultural lag yaitu unsur – unsur globalisasi tidak berlangsung secara serempak
-
Anomi, yaitu
keadaan tanpa nilai karena nilai dan norma lama telah ditinggalkan sedang nilai
dan norma baru belum terbentuk.
Dampak positif globalisasi
-
Masuknya
nilai – nilai positif (disiplin, etos kerja, pentingnya pendidikan)
-
Mempercepat proses
pembangunan karena perkembangan iptek.
-
Menumbuhkan
dinamika terbuka dan tanggap terhadap unsur–unsur pembaruan.
C.
Ideology
Dalam ilmu-ilmu social dikenal dua pengertian
mengenai ideology, yaitu ideology secara fungsional dan secara structural.
Ideology. Ideology secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang
kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.[2]
Ideology secara structural diartikan sebagai pembenaran, seperti gagasan dan
formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.[3]
Menurut Marxisme, ideology diartikan sebagai
sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau
kelas social tertentu dalam politik atau social.[4]
Ideology secara praktis diartikan sebagai
system dasar seseorang tentang nilai-nilai dan tujuan-tujuan serta sarana
sarana pokok untuk mencapitnya. Jika diterapkan untuk negara, maka ideology
diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis
dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik sebagai
individu, social maupu dalam kehidupan bernegara.[5]
D.
Macam-macam
Ideologi
Berikut ini dijelaskan secara sekilas
beberapa ideology dunia, yakni Liberalisme, Konservatisme, Sosialisme,
Komunisme dan Fasisme.
a.
Liberalisme
Liberalisme
tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Masyarakat yang
terbaik (rezim terbaik), menurut faham liberal, adalah yang memungkinkan
individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam
masyarakat yang baik, semua individu
darus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan
individu untuk bertanggung jawab atas tindakannya.[6]
Jadi
cirri-ciri ideology liberal sebagai berikut
-
Demokrasi
merupakan pemerintahan yang baik
-
Anggota
masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh termasuk kebebasan berbicara,
beragama dan pers.
-
Pemerintah
hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas
-
Kekuasaan
dari seseorang atas seseorang merupakan hal yang buruk
-
Suatu
masyarakat dikatakan bahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar
individu berbahagia.
b. Konservatisme
Ketika liberalism
menggoncangkan struktur masyarakat
feudal yang mapan, golongan berusaha mencari ideology tandingan untuk
menghadapi kekuasaan persuasive liberalism. Dari sinilah muncul ideology
konservatisme.[7]
Menurut
paham ini liberalism merupakan paham yang terlalu individualistis. Sebaliknya
menurut paham konservatif masyarakat dan kelompok masyarakat yang lain tidak
sekedar penjumlahan unsure-unsurnya, dan suatu kelompok lebih dapat menciptakan
kebagaisaan yang lebih besar.[8]
Paham
konservatif ditandai dengan gejala-gejala berikut:
-
Masyarakat
yang terbaik adalah masyarakat yang tertata.
-
Untuk
menciptakan masyarakat yang tertata dan stabil itu diperlukan suatu pemerintah
yang memiliki kekuasaan yang mengikat tetapi bertanggung jawab.
-
Paham ini
menekankan tanggung jawab pada pihak penguasa dalam masyarakat untuk membantu
pihak yang lemah.
c. Sosialisme
Sosialisme merupakan reaksi terhadap revolusi
industry dan akibat-akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian
kesembilan belas dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih
didasarkan pada pandangan kemanusiaan dan meyakini kesempurnaan watak manusia.
Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat
dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis, paham sosialis
juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruhsecara bertahap, dan
dalam hal kesediaan berperanserta dalam pemerintahan yang belum seluruhnya
menganut system sosialis.[9]
Sosialisme
merupakan paham pandangan hidup dan ajaran kamasyarakatan tertentu , yang
berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil-hasil produksi
secara merata . Sosialisme sebagai ideologi politik adalah suatu keyakinan dan
kepercayaan yang dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan politik
yang mencita-citakan terwujutnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui
jalan evolusi, persuasi , konstitusional –parlementer , dan tanpa kekerasan.[10]
d. Komunisme
Komunisme adalah salah satu ideologi di
dunia, selain kapitalisme dan ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap
kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik
dan mengesampingkan buruh. Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan
Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh
dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula
disebut “Marxisme-Leninisme”. Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai
dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai
dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun pengorganisasian
Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai. Partai
membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan
sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang menyebabkan
komunisme menjadi “tumpul” dan tidak lagi diminati.
Ideologi komunisme mulai diterapkan saat
meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak itu
komunisme disebarkan sebagai sebuah ideologi ke negara lain. Komunisme ini
merupakan paham yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan.
Komunisme Ini menyebabkan banyak penduduk
beragama tidak mendukung komunis. Pemerintah komunis juga sering menindas
mereka yang berpegang pada agama.
Secara resmi ada 9 negara yang pernah
didirikan berpegang dengan ideologi komunisme yaitu :
·
Uni Soviet (Uni
Republik Sosialis Soviet)
·
Cina (Republik Rakyat
Cina)
·
Cuba (Republik Cuba)
·
Laos (Republik
Demokratik Rakyat Lao)
·
Vietnam (Republik
Sosialis Vietnam)
·
Korea Utara (Republik
Rakyat Demokratik Korea)
·
Yaman Selatan
(Republik Demokratik Rakyat Yaman)
·
Myanmar / Burma
(Republik Sosialis Uni Burma)
·
Kamboja / Kampuchea
(Demokratik Kampuchea)
Namun hanya 5 negara yang tetap memerintah
di bawah komunis yaitu:
·
Cina
·
Laos
·
Vietnam
·
Cuba
·
Korea Utara
Ideologi komunisme diperjuangkan dahulu
sudah mulai luntur termakan usia setelah pencetusannya. Hal ini dapat dilihat
di Negara Cina sendiri, kebijakan pemerintah Cina terhadap investor (kapitalis)
yang dianggap musuh rakyat telah berubah sejak 90-an. Hal ini dapat dilihat dengan
kebanjiran pabrik-pabrik di dalam negeri Cina sendiri.
Meskipun banyak yang menganggap ideologi
komunisme sudah lemah menyusul jatuhnya Uni Republik Soviet pada tahun 1991,
namun ideologi itu tetap ada dalam bentuk sosialisme. Masih ada Partai Komunis
di negara-negara lain seperti di barat yang memperjuangkan hak pekerja, pelajar
dan bersikap anti-kolonial.
e. Fasisme
Sebenarnya fasisme lebih merupakan gaya politik
daripada ideology sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama. Paham
ini merupakan tipe nasionalisme yang romantic dengan segala kemegahan upacara
dan symbol-simbol yang mendukungnya untuk mencapai kebesaran negara.
Hal itu akan dicapai apabila terdapat seseorang
pemimpin kharismatis sebagai symbol kebesaran negara yang didukung oleh massa
rakyat. Dukungan massa yang fanatic ini tercipta berkat indoktrinasi,
slogan-slogan dan symbol-simbol yang ditanmkan sang pemimpin besar dan
aparatnya. Fasisme ini pernah diterapkan di Jerman, Jepang, Italia, dan Spanyol
tetapi penerapan paham ini sangat bervariasi di negara-negara tersebut.
[1]
Sumber di dapatkan dari materi ajar mata kuliah Perspektif Global
[2]
Ramlan Subakti. 1992. Memahami ilmu
politik. Hlm 32
[3] Ibid.,
[4]
Rukiyati, M.Hum. 2008. Pendidikan
Pancasila. Hlm 79
[5] Ibid.,
[6]
Ramlan Subakti. 1992. Memahami ilmu
politik. Hlm 34
[7] Ibid., hlm 35
[8] Ibid., hlm 36
[9] Ibid., hlm37
0 komentar:
Posting Komentar