Rabu, 28 Mei 2014

Gerakan 30 September 1965

Tanggal 30 September dan tanggal 1 Oktober 1965 bisa dikatakan sebagai dua hari tergelap ditahun 1965. Hanya sedikit orang yang bisa mengetahui peristiwa-peristiwa apa saja yang terjadi pada dua hari itu.[1] Peristiwa tersebut bukan saja memporak-porandakan kehidupan jutaan orang, tetapi juga menjungkirbalikan kekuasaan pemerintah serta menyeret beragam akibat yang memerlukan waktu sangat lama dalam pemulihannya.[2]
Sampai sekarang ada tujuh versi tentang siapa dalang dibalik peristiwa G30S yang beredar. Mulai dari Partai Komunis Nasional (PKI), sebuah klik di Angkatan Darat sendiri, Badan Pusat Inteljen Amerika Serikat (CIA)/Pemerintah Amerika Serikat, renacana Inggris yang bertemu dengan rencana CIA, Presiden Soekarno, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Mayor Jendral Soeharto, sampai tidak ada dalang tunggal, dimana semua pihak yang terkait dalam peristiwa itu hanya bereaksi sesuai dengan perkembangan yang terjadi dari waktu ke waktu.[3]
Versi resmi pemerintahan Orde Baru menyebutkan bahwa dalang G30S adalah PKI, Angkatan Darat Indonesia (AURI) terlibat, dan pangkalan Angkatan Udara (PAU) Halim Perdanakusuma adalah markas G30S.[4]
Setelah Soeharto mundur dari jabatannya sebagai presiden yang didudukinya selama hampir 31 tahun, perhimpunan Purnawirawan AURI di bawah pimpinan Laksamana Muda Udara (Purnawirawan) Sri Mulyono Herlambang, mantan  Menteri/ Panglima Angkatan Udara (Men/Pangau), maju ke depan untuk meluruskan sejarah “Berlalunya Era pemerintahan Soeharto memeberikan kesempatan bagi para pelaku sejarah untuk memaparkan kejadian sejarah selengkapnya,” kata Sri Mulyono Herlambang dalam jumpa pers yang diadakan pada tanggal 13 Oktober 1998.[5]
Sekelumit peristiwa G30S yang masih belum ditemukan kejelasannya hingga saat ini, membuat banyak sejarawan professional maupun amatir berlomba mengungkap peristiwa yang sebenarnya terjadi, tentu juga mengungkap dalang dari peristiwa tersebut. Hal ini juga yang sedang penulis coba uraikan dalam makalah ini, tentunya dengan perspektif penulis sendiri. Terlepas siapapun dalang yang berada di belakang peristiwa G30S. peristiwa tersebut telah menjadi goresan hitam dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.



[1] James Luhilima. 2007. Menyingkap Dua Hari Tergelap di Tahun 1965 Melihat Peristiwa G30S dari Perspektif Lain. Jakarta:Kompas, hlm.ix
[2] Ibid., hal vii
[3] Ibid., hlm 1
[4] Ibid., hlm 5
[5] Ibid., hlm 5
Share:  

0 komentar:

Posting Komentar