Tanggal 30 September dan tanggal 1 Oktober 1965 bisa
dikatakan sebagai dua hari tergelap ditahun 1965. Hanya sedikit orang yang bisa
mengetahui peristiwa-peristiwa apa saja yang terjadi pada dua hari itu.[1]
Peristiwa tersebut bukan saja memporak-porandakan kehidupan jutaan orang,
tetapi juga menjungkirbalikan kekuasaan pemerintah serta menyeret beragam
akibat yang memerlukan waktu sangat lama dalam pemulihannya.[2]
Sampai sekarang ada tujuh versi tentang siapa dalang
dibalik peristiwa G30S yang beredar. Mulai dari Partai Komunis Nasional (PKI),
sebuah klik di Angkatan Darat sendiri, Badan Pusat Inteljen Amerika Serikat
(CIA)/Pemerintah Amerika Serikat, renacana Inggris yang bertemu dengan rencana
CIA, Presiden Soekarno, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
(Kostrad) Mayor Jendral Soeharto, sampai tidak ada dalang tunggal, dimana semua
pihak yang terkait dalam peristiwa itu hanya bereaksi sesuai dengan
perkembangan yang terjadi dari waktu ke waktu.[3]
Versi resmi pemerintahan Orde Baru menyebutkan bahwa
dalang G30S adalah PKI, Angkatan Darat Indonesia (AURI) terlibat, dan pangkalan
Angkatan Udara (PAU) Halim Perdanakusuma adalah markas G30S.[4]
Setelah Soeharto mundur dari jabatannya sebagai
presiden yang didudukinya selama hampir 31 tahun, perhimpunan Purnawirawan AURI
di bawah pimpinan Laksamana Muda Udara (Purnawirawan) Sri Mulyono Herlambang,
mantan Menteri/ Panglima Angkatan Udara
(Men/Pangau), maju ke depan untuk meluruskan sejarah “Berlalunya Era pemerintahan
Soeharto memeberikan kesempatan bagi para pelaku sejarah untuk memaparkan
kejadian sejarah selengkapnya,” kata Sri Mulyono Herlambang dalam jumpa pers
yang diadakan pada tanggal 13 Oktober 1998.[5]
Sekelumit
peristiwa G30S yang masih belum ditemukan kejelasannya hingga saat ini, membuat
banyak sejarawan professional maupun amatir berlomba mengungkap peristiwa yang
sebenarnya terjadi, tentu juga mengungkap dalang dari peristiwa tersebut. Hal
ini juga yang sedang penulis coba uraikan dalam makalah ini, tentunya dengan
perspektif penulis sendiri. Terlepas siapapun dalang yang berada di belakang
peristiwa G30S. peristiwa tersebut telah menjadi goresan hitam dalam perjalanan
sejarah bangsa Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar