Rabu, 28 Mei 2014

Seputar Turki


https://fitririyani27.files.wordpress.com/2013/02/turki.jpg
Sekitar dua pertiga abad setelah didirikan di Anatolia pada 1300 dengan mengorbankan kekaisaran Bizantium, dan didirikan  di atas reruntuhan kerajaan Saljuk, kerajaan Turki Utsmani hanyalah sebuah emirat di daerah perbatasan.[1]
Negara ini selalu diliputi suasana peperangan dan pada saat itu senantiasa dalam keadaan genting. Ibukota Negara ini, pertama kali didirikan pada 1326, adalah Brusa (Bursa). Mendekati 1366, emirat itu telah berkembang lebih stabil, mendapatkan pijakan yang lebih kokoh di daratan Eropa, dan berkembang menjadi sebuah kerajaan besar dari Andrianopel (Edrina) sebagai ibukota nya. Penaklukan Konstantinopel pada 1453 yang dipimpin oleh Muhammad II, sang penakluk (1451-1481) secara formal mengantarkan Negara ini pada satu era yaitu era kerajaan.[2]
Puncak kegemilangan Turki Utsmani dipimpin oleh Sulayman yang oleh rakyatnya dikenal dengan sebutan “al-Qanuni”, dalam pemerintahannya, Sulayman menyempurnakan dan memperindah ibukota, serta kota-kota lain dengan mendirikan masjid, sekolah, rumah sakit, istana, Musoleum, jembatan, terowongan, jalur kereta dan pemandian umum.[3]
Bibit kehancuran Kerajaan Turki ialah ketika kerajaan yang secara umum diatur untuk menghadapi peperangan ketimbang memakmurkan rakyatnya, dan membangun kawasan yang tak terjangkau tangan pemerintah dengan perangkat komunikasi yang baik serta populasi yang heterogen diantara kelompok dan ras yang berbeda-beda dengan garis perpecahan yang kentara.[4]
Pada 1575 kerajaan Turki mengalami kemunduran dan merosot sekali sehingga dalam abad ke-19, Turki mendapat sebutan The Sick Man of Urope. Adapun sebab-sebab kemunduran Turki antara lain, tidak ada lagi Sultan yang kuat, Tentara Janisari merosot nilainya dan justru menjadi pengacau dan pemerintah sangat lemah sehingga menyebabkan timbulnya krisis kekuasaan.[5]
Kemerosotan yang dialami Turki dari permasalahan dalam negeri diperparah dengan campur tangan asing yang menunggu-nunggu jatuhnya Turki, seperti Rusia, Inggris, Perancis, Jerman dan Italia. Negara-negara barat tersebut ingin memperubatkan daerah Turki yang akhirnya berujung pada permasalahan Balkan mengenai status dari daerah-daerah bekas jajahan Turki.
Saat itu, nasib Turki benar-benar ditentukan dan tergantung oleh bangsa-bangsa Barat yang saling berebut kekuasaan  dan tanah jajahan. Pada 1913 gerakan Turki Muda mengadakan kudeta yang dipimpim oleh Anwar Bey sehingga Sultan Turki hanya sebagai lambang saja.
Turki kemudian mengadakan reorganisasi dalam negeri. Jabatan Sultan dan Khilafah dihapus. Pada 29 Oktober 1923 diproklamirkan berdirinya republic Turki dengan Mustafa Kemal Pasha sebagai Perdana Menteri.
Mustafa Kemal Pasha sendiri lahir pada tahun 1881 di sebuah kawasan miskin di Salonika, Turki. Ayahnya, Ali Riza, adalah seorang bekas pegawai rendahan di kantor pemerintah. Setelah mengalami dua kali kegagalan dalam bisnisnya, Ali Riza tenggelam dalam dunia hitam, menjadi peminum sebagai kompensasi kesedihannya.
Wataknya yang sangat keras, membuat pemerintahan yang dia pegang selama 15 tahun, diatur secara dictator dan bengis. Adapun kebijakan-kebijakan yang dia keluarkan semasa pemerintahannya antara lain: pembubaran Negara Islam Turki Utsmani (1922), ibu kota Turki dipindah dari Istanbul ke Ankara (1923), ia menutup sekolah-sekolah Islam yang sudah berdiri sejak lama, ia memerintahkan untuk mengganti bentuk-bentuk dan suasana masjid-mesjid seperti gereja-gereja di Negara-negara Barat dan mewajibkan jamaah menggunakan sepatu, selain itu masih banyak lagi kebijakan-kebijakan yang merubah secara total tatanan kehidupan rakyat Turki saat itu.
Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tentunya sangat merubah tatanan kehidupan rakyat Turki yang mayoritas merupakan umat muslim yang sangat kuat, mengingat menariknya kajian ini, penulis ingin mengkaji jauh mendalam menganai pengaruh-pengaruh kebijakan pemerintahan Mustafa Kemal pasya ini terhadap tatanan social masyarakat Turki, termasuk sedikit mengkaji mengenai latar belakang lahirnya Negara republic Turki yang sekuler.


[1] Hitti, Philip K. 2002. History Of The Arabs. Jakarta, Serambi. Hlm 905.
[2] Ibid., hlm 905-906
[3] Ibid., hlm 912
[4] Ibid., hlm 914
   [5] Isawati. 2012. Sejarah Timur Tengah (Sejarah Asia Barat). Yogyakarta, ombak. Hlm 97
Share:  

0 komentar:

Posting Komentar