Untuk kesekian kalinya aku di buat kagum oleh
orang-orang Yogyakarta. Sekaligus aku merasa malu dengan sikap ku yang ceroboh
dan melihat seseorang dari tampilan luarnya saja.
Pengalaman pertama. Suatu saat aku pergi ke Shaping
(komplek toko-toko buku murah di Yogyakarta, belakang Taman pintar). Aku pergi
kesana dengan mengendarai sepeda motor, aku lupa tepatnya bagaimana, yang jelas
di jalan aku sambil sms an (jangan ditiru), supaya gampang sms an nya, aku
simpan HP ku di tempat di bawah stang, yang bisa motor pasti ngerti laaahh,,
aku pake motor metik.
Aku jalaaaaann,, sesampainya di Shaping, aku lupa
masih menyimpan HP itu di tempat kecil tersebut, dan aku dengan entengnya
meninggalkan HP ku setelah aku memparkir motor.
Aku mulai menjelajah setiap jajaran pertokoan, sampai
aku sadari HP ku tidak ada di saku baju ku, dan yang pasti seketika aku panic
dan langsung ingat kalau HP ku masih ada di motor, sebenarnya aku panic bukan
karena HP ku ga ada, aku panic karena sifat husnudzon ku yang sudah berfikiran
macem-macem tentang HP ku, aku berfikir, pasti ada orang yang mengambil HP itu,
secara aku menyimpannya ibarat ngasih ikan ke kucing.
Setelah aku sadar kalau HP ku masih tertinggal di
motor, aku segera bergegas ke parkiran buat ngambil itu HP, dan pas aku lihat
ke motor, ternyata feeling ku benar, HP ku HILANG, tidaaaaaaaaaaakkkkk,, HP ku
hilang, aku panic, aku mulai mencari-cari orang-orang yang mungkin mengambil HP
ku.
Fikiran ku langsung tertuju ke bapak penjaga parkir,
tampangnya bukan tampang orang baik, rambutnya panjang, celananya kotor, pakai
kaos oblong dan sudah mulai bolong-bolong, melihat penampilan seperti itu, aku
tentu berSuudzon ria,,, masya Allah…..
Fikiran itu masih menggelayuti ku, aku masih berfikir
Suudzon sambil mencoba negcek ulang di tasku, atau saku bajuku, takutnya HP nya
nyelip. Ditengah kepanikan ternyata eh ternyata, bapak-bapak penjaga parker
yang sudah menjadi target Suudzon ku sedari tadi, datang menghampiriku dan
melemparkan senyum, diapun bertanya “mba, cari HP nya yaa???”, untuk beberapa
detik aku memandang beliau, aku jawab sedapetnya “ia pa, bapak lihat??”,
beliaupun berlari menuju tempat mangkalnya dan membuka kotak kayu tempat uang
yang ternyata beliau menyimpan HP ku di sana.
Seketika aku merasa ditampar oleh sikapku yang
memalukan, orang yang aku duga mencuri HP ku, ternyata beliaulah yang telah
merawat HP ku, dengan senyum tersungging beliau menyerahkan HP dan berkata
“jangan ditinggal mba HP nya”, aku membalas senyumnya dengan sangat menyesal.
Aku begitu berterimakasih padanya, pada kejujurannya dan pada kebaikannya, dan
aku benar-benar merasa bersalah dengan apa yang sudah aku fikirkan tentangnya.
Teruntuk bapak penjaga parkir, Saya ucapkan
termakasih yang sebesar-besarnya dan saya juga ingin meminta maaf dari lubuk
hati yang paling dalam.
Untuk teman-teman yang membaca tulisan ini, jangan
meniru saya, jangan melihat seseorang dari fisiknya atau penampilannya, kita
tidak tahu, mungkin saja dia jauh lebih baik dibandingkan kita.