Dikutip dari Buku Serial
Cinta karangan Anis Matta
Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya.
Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung ditengah gurun. Atau merangsang amuk
gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantahkan bangunan-bangunan angkuh di
pusat kota tanpa benda, tak terlihat, hanya terasa. Tapi Dahsyat.
Seperti banjir menderas. Kau tak kuasa mencegahnya. Kau
hanya bisa ternganga ketika ia meluapi sungai-sungai, menjamah seluruh
permukaan bumi, menyeret semua benda angkuh yang bertahan di hadapannya. Dalam sekejap
ia menguasai bumi dan merangkuhnya dalam kelembutannya. Setelah itu ia kembali
tenang. Demikianlah cinta. Ia diciptakan menjadi makna paling santun yang
menyimpan kekuasaan besar.
Seperti api menyala-nyala. Kau tak kuat melawannya. Kau
hanya bisa menari disekitarnya saat ia mengunggun. Atau berteduh saat matahari
membakar kulit bumi. Atau meraung saat lidahnya melahap rumah-rumah, kota-kota,
hutan-hutan dan seketika semua menjadi abu. Semua jadi tiada. Seperti itulah
cinta. Ia ditakdirkan menjadi kekuatan angkara murka yang mengawal dan
melindungi kebaikan.
Cinta adalah kata tanpa benda, nama untuk beragam
perasaan, muara bagi ribuan makna, wakil dari sebuah kekuatan tak terkira. Ia jelas,
sejelas Matahari.
0 komentar:
Posting Komentar