I don’t know, I just Wanna Cry,
Tanggal 17-06-2014, pagi-pagi jam 06.00 aku berangkat
dari rumah untuk nganterin adek sepupu Ujian SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri). Rasanya seperti flash back 3 tahun yang lalu ketika
aku yang ujian, saat itu namanya masih SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi).
Tempatnya sama, Paket ujian pun sama, hanya gedung
yang berbeda. Aku seolah-olah berada di masa itu lagi. Ketika berjalan
menyusuri jalanan sempit menuju kelas yang dituju, aku banyak melihat
wajah-wajah tegang penuh harap, ada yang hanya diam saja sambil melihat
sekelilingnya, ada yang mencoba mengulang pelajaran-pelajaran yang menurutku
itu kurang baik, ada yang berbincang-bincang dengan teman atau saudara yang
mengantarnya, semua berusaha menurunkan tekanan yang mereka miliki, aku
berbicara dalam hati “I can feel it”.
Kami menunggu ± 30 menit, Alhamdulillah pagi itu kami
tidak terburu-buru, tapi tetep aja, ikutan tegang sampai-sampai kunci motor
lupa di cabut, untungnya bapak parker baik hati menyimpannya untukku. Tidak
banyak yang kami lakukan saat itu selain menunggu dalam diam dan sedikit
berbincang-bincang, aku melihat dengan jelas ketegangan di wajah sepupuku,
berusaha menenangkannya dengan memberikan sedikit hiburan.
jam di Hp ku sudah menunjukan pukul 07.00, para
pengawas sudah mulai masuk ke dalam kelas, di susul dengan peserta yang secara
tertib masuk ke dalam kelas. Aku intip sedikit di luar kelas, aku pastikan
sampai sepupuku mendapatkan tempat duduknya, ku melihat dia mendapat bangku
paling belakang, aku hanya berharap dia bisa mengerjakannya dengan tenang.
Sampai aku yakin tidak ada masalah seperti sesuatu
yang tertinggal, aku bergegas pulang karena ada acara lain yang harus ku
datangi. Di lorong perjalanan, entah mengapa, air mata berusaha memberontak dan
ingin keluar, aku ingin menangis, dan aku tak tahu alasannya. Yang kulihat saat
itu ialah peserta ujian yang meminta doa restu pada orang yang mengantar mereka
ke sana, mungkin kakaknya, mungkin saudaranya. Hal yang paling membuatku ingin menangis
ialah ketika ada seoarang ayah yang mencium anaknya yang siap masuk ruangan,
setelah kulihat, ternyata ibunyapun ada disampingnya. Ya Allah, aku langsung
teringat pada dua sosok insan yang juga selalu memberikan doanya untukku meski
dari jarak jauh.
Kembali flash back, 3 tahun yang lalu aku hanya
meminta doa restu pada mamah dan babah hanya lewat pesan singkat yang ku
kirimkan. Tidak ada pelukan apalagi ciuman, tapi aku yakin, jika mereka ada di
sana saat itu, mereka akan melakukan hal yang sama.
I miss U Mah&Bah, I laways Love You J
The King Casino and Resort
BalasHapusThe king ventureberg.com/ casino and resort worrione.com features a modern casino with everything you'd expect from a classic Vegas Strip casino. The resort features 50000 square feet of Funding: $250 millionDesign: 바카라 Inspired septcasino.com DesignMasters: Ivan Karaszko