Jumat, 13 Juni 2014

He Is My “Babah”


Usianya menginjak kepala 5, tepatnya 46 tahun tanggal 8 Juli besok. Beliau dibesarkan disuatu kampong kecil di bagian timur kabupaten Cianjur, dan tempat tersebut juga menjadi tempat kelahiran ku dulu.
Beliau orang yang tegas, tak pernah ada keraguan ketika beliau mengatakan “tidak” baik untuk kami anak-anaknya maupun untuk istrinya atau mamah.
Beliau anak bungsu dari 7 bersaudara, kakak pertamanya telah lama meninggal, dan kini yang tersisa 2 kakak perempuannya dan 3 kakak laki-lakinya.
Hampir semua kakak-kakaknya sudah memiliki cucu, tinggal babah yang belum punya cucu, iyalah… orang anak tertuanya saja (aku) belum menikah,,, hehe
Di keluarga kami tanggal 14 Agustus bukan hanya tanggal untuk memperingati hari pramuka Indonesia, pada tanggal itu pula, 22 tahun yang lalu tepatnya tahun 1992, babah dan mamah berjanji sehidup semati di depan penghulu dari KUA,, hehe Dan kini telah menghasilkan 3 orang putri (termasuk aku) dan satu orang putra.
Alhamdulillah kami hidup dengan penuh keceriaan dan kebahagiaan, yaaaa bisa dikatakan keluarga Samara laaaaahhh, (amiin), tapi bukan berarti tidak luput dari yang namanya masalah, Alhamdulillah orang tua kami mampu melewatinya dengan sempurna.
Babah seorang kepala keluarga yang demokratis, dia mendukung segala aktifitas anak-anaknya, kecuali ketika keinginan sang anak sudah ngawur dan neko-neko maka ia biasa tegas.
Babah orang yang sangat humoris, kelekar tawa akan muncul ketika beliau bercerita, beliau juga pandai memasak, sejujurnya di keluarga saya, jika dibandingkan masakan mamah sama babah. Masakan babah jauh lebih enaak,, hehe apalagi sambal buatanya, sampai-sampai kakak sepupu saya yang tinggal di serang, ketika dia sedang hamil muda, jauh-jauh datang ke rumah di Cianjur hanya karena ngidam sambal buatan babah.
Babah juga seorang ayah yang tak pernah sekalipun menggunakan tangan (memukul) untuk mengingatkan anak-anaknya, SEKALIPUN TAK PERNAH, jika hanya sekedar menakut-nakuti sih sering, dia bawa sapu dan mengancam akan memukul itu pun jaraknya jauh, tapi selama yang bisa aku ingat, dia tidak pernah melakukannya (memukul) untuk membuat anak-anaknya takut.
Aku tau, babah orang yang sangat bertanggung jawab. Beliau pernah mencoba berbagai macam pekerjaan demi menghidupi kami sekeluarga, mulai dari kerja di pabrik, jadi tukang ojek, berwirausaha dengan membuat jajanan anak-anak yaitu pangsit, jualan arang batok kelapa, bertani, sampai yang terakhir beliau diangkat menjadi salah satu pegawai di desa kami tinggal. Semuanya sudah beliau lakukan. 1 hal yang menjadi prinsipnya, apapun akan dilakukan asalkan halal.
Hidup dengan penuh kesederhanaan dan kesahajaan, itulah yang selalu beliau contohkan dan ajarkan kepada kami anak-anaknya, tak lupa bersyukur dengan apa yang kami miliki dan Allah swt berikan kepada kami.
Memang, kami bukalah keluarga yang berkelebihan harta, kami hanya keluarga yang berkecukupan, cukup untuk menyekolahkan anak-anaknya, cukup untuk menyicil rumah, cukup untuk membeli motor, tapi belum cukup untuk beli mobil, insyaallah nanti, saya yang belikan untuk mereka,, hehe amiin.

Itulah babah, pria luar biasa yang banyak mengajariku I'm proud to be your daughter, and I love you so much Bah, I hope, God always gives health and you can see me and my brother and sister a success. And of course God, our family gathered in His Jannah. Amiin J
Share:  

0 komentar:

Posting Komentar