Selasa, 08 Juli 2014

Hari Ke-5 PPL

Hari ke-5 aku mulai pukul 08.00, dan langsung duduk di bangku informasi dan pengembalian blangko. Jadi ceritanya, siswa yang lolos masuk SMA N 1 Imogiri diwajibkan mengisi berkas-berkas data yang dibutuhkan oleh sekolah.
Selain itu hari itu juga ada acara rapat pleno orang tua dan wali murid dengan pihak sekolah, aku ga tau hasil rapatnya tapi yang jelas hari itu aku lumayan disibukkan dengan mengecek ulang berkas-berkas yang dikembalikan murid baru, takutnya ada data penting yang belum mereka isi.
Oh iya, hari itu aku juga jadi fotografer dadakan hehehe, ceritanya sih cuman fotoin beberapa orang untuk fas foto, eh taunya temen-temen yang lain juga minta di foto, jadilah aku fotografer gadungan yang sok-sok an ahli menggunakan kamera. Tapi hari itu cukup menyenangkan.

Kita pulang jam 13.00, dan hari itu aku sempetin pulang ke rumah untuk bawa baju, sempet ketemu om, tante dan sepupu2, tapi aku ga ketemu akram, akram lagi tidur saat itu, tapi ya sudahlah, kapan-kapan aku pulang lagi… J
Share:  

Hari Ke-4 PPL

04-08-2014, agenda hari itu ialah pegistrasi atau daftar ulang peserta didik yang lolos masuk di SMAN 1 Imogiri, sebenarnya ada dua agenda yang beriringan dan akhirnya kita di bagi ke dalam beberapa kelompok.
Keputusan akhir, aku masuk kelompok yang diwajibkan mengikuti seminar Uji Validasi kurikulum SMA N 1 Imogiri tahun ajaran 2014/2015, yang diadakan di sekolah tersebut pada hari itu, sejujurnya sangat membosankan, heheh karena kita hanya diam dan mendengarkan bapak-bapak dan ibu-ibu yang memaparkan penjelasan mereka yang itu semua kurang aku fahami. Jujur hari itu aku ngantuk banget dan sangat tidak nyaman, karena udara yang panas di tambah tidak ada pendingin ruangan.

Dari jam 08.00 sampai jam 11.00 kita hanya diam di sudut ruangan yang panas dan sedikit faham tentang pemaparan,, hehe aku sedikit menyesal dengan hari itu,, maaf
Share:  

Hari Ke-3 PPL

PPL hari ketiga, aku masih membantu sekolah untuk PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Masih sama seperti hari pertama dan kedua, kita menunggu calon peserta didik baru yang mendaftar. Tapi ada yang berbeda, jika hari pertama dan kedua aku menghabiskan waktu untuk menunggu adek-adek yang mengisi form pendaftaran, hari itu aku diam di meja informasi dan pemberian nomer untuk adek-adeknya nanti daftar ulang.
Agak canggung sih, tapi yaaa setelah 30 menit berlalu Alhamdulillah lancar. Satu hal yang unik, system penerimaannya itu dengan online dan sebagai petokannya ialah nem peserta didik, kuota tempat PPL ku 179 Peserta didik baru (kalau tidak salah), ketika ada pendaftar baru dengan nem lebih tinggi maka nem terendah akan tercoret dan diterima di sekolah pilihan keduanya (itupun jika nem di pilihan kedua memungkinnya masuk), nilai nem terendah setiap waktunya bisa naik, dan terakhir nem terendahnya 26,00.
Aku dapat melihat anak-anak dengan nem di atas 26,00 tampak wajah sumbringah dan senang karena harapannya bersekolah di SMA N 1 Imogiri bisa terwujud, namun yang lainnya, anak-anak dengan nem di bawah itu langsung mencabut pendaftarannya dan mendaftarkan diri di sekolah lain.
Menurutku cukup memusingkan system seperti ini, apalagi kalau mereka salah mengurutkan sekolah pilihan mereka, bisa-bisa mereka tidak diterima di semua sekolah yang mereka pilih. Dan hal itu terjadi, apa mau dikata, mau tidak mau mereka harus mendaftar di sekolah swasta atau di sekolah yang berbeda rayon.
Hari itu juga aku melihat kecemasan orang tua yang nem anaknya hampir jatuh ke jurang (paling bawah), mereka berharap tidak ada lagi yang daftar, namun ketika ada yang mendaftar dan nemnya lebih tinggi maka dengan sangat menyesal anak dengan nem terendah pun dapat tersingkir.
Yogyakarta yang dikenal dengan system pendidikan yang jujur menjadi alasan mengapa system penerimaan peserta didik baru hanya mengandalkan nilai nem siswa untuk masuk sekolah menengah atas, namun pendapat saya kok mengatakan yang berlainan??
Nem bukanlah patokan seorang siswa cerdas atau tidak, buktinya kemarin ketika menemani seorang adik mengisi form pendaftaran, saya melihat nilai matematikanya 9,75 hampir sempurna. Namun apa yang adik itu katakana “aku juga ga nyangka mba dapat nilai segitu, wong aku aja mumet dan ngasal ngisinya”. Itu artinya nilai yang dia peroleh bukanlah hasilnya sendiri, melainkan ada factor keberuntungan di dalamnya. Saya khawatir, ini pun terjadi kepada anak-anak lain, selain factor menyontek dan lain sebagainya.
Usulnya sih mending diadakan seperti tes wawancara atau ada semacam ujian tulis, sehingga kualitas dari siswa tersebut benar-benar bisa dipertanggung jawabkan oleh guru dan jauh lebih terukur. Memang ada kekurangannya juga, kalau teman saya bilang, dengan cara konvensional tersebut setidaknya peluang nepotisme akan ada dan tidak praktis serta membutuhkan banyak waktu, sedangkan dengan system online seperti ini, lebih transparan dan praktis.
Entahlan mana yang terbaik, itu tadi hanya pendapatku saja. Yaa semoga dengan cara apapun penerimaan siswa barunya, saya berharap semua anak Indonesia dapat menikmati bangku sekolah dengan merata, adil dan layak tentunya.


Share:  

Rabu, 02 Juli 2014

Hari ke-2 PPL

Hari ini aku berangkat paling pagi, dari 17 anggota kelompok aku datang pertama. Janjiannya sih jam 07.00 tapi pas kesini masih sepi aja, belum ada siapa-siapa selain petugas kebersihan dan satu orang yang membuat ku salut pagi hari yaitu pak Kepsek. Subhanallah, beliau orang baik beneran deh ketika karyawan dan guru-guru yang lain belum datang beliau datang pertama. Aku sempet kaget, ketika bertemu beliau. Beliau bertanya, mana teman-teman yang lain sambil senyum, dan aku menjawabnya pun sambil senyum “belum datang pak J”. Beliau tampaknya bukan orang yang banyak berkata-kata namun langsung aksi nyata, dengan memberikan contoh dan teladan untuk bawahan-bawahannya, hari ini kau mendapat pelajaran berharga dari pak kepsek (belum tau namanya) hehe.
Sekarang di jamku jam 07.50 temen-temen PPL baru 2 orang yang datang, yaitu Hasan teman satu jurusan ku, aku masih menunggu kedatangan temen-temen yang lain diiringi iringan music mellow, hehe Dan agendanya hari ini masih membantu proses seleksi penerimaan siswa baru di SMA N 1 Imogiri.
Hari itu aku bantu di pengisian formulir adek-adek calon siswa baru. Harus kuakui hari itu sangat membosankan, hehehe, karena kerjanya hanya menunggu, pas ada calon siswa baru, kita baru melayani itu pun gantian sama yang lain jadi lebih banyak menunggunya.

Tapi syukurlah hari itu berjalan lancer, masih ada berbanyak hari lagi ke depan yang harus dijalani, semoga lancer dan diberikan kemudahan serta kemampuan untuk menghadapi setiap permasalahan yang ada, amiin J
Share:  

Hari Ke-1 PPL

Setelah resmi di ”Lepas” dengan upacara pelepasan di GOR univ, kemarin selasa 1 Juli 2014, aku langsung bergegas ke kampus. Ada sedikit cerita alay, hari itu aku baru menyadari bahwa di hari itu, aku resmi berpisah dengan 7 teman terbaikku, hiks sedih… aku kirim sms singkat ke mereka, dan ketika membaca sms balasan dari mereka air mata keluar gitu aja, menurutku itu alay, apalagi posisinya aku lagi mengendarai motor. Heheh tapi kalau sampe temen-temen ku baca tulisan ini, aku mesti malu semalu malunya.
Setibanya di sekolah aku bergegas, bantu-bantu panitia penerimaan siswa baru melayani orang tua atau wali dan adek-adek calon siswa baru mendaftar. Hari itu aku bantu di tempat pengisian formulir, ada beberapa anak yang kebingungan mengisi form pendaftaran, nah disanalah lading amal buatku hari itu, dimulai jam 11.00 dan diakiri jam 14.00 heheh mesti detail soalnya sekalian tak pake buat laporan harian PPL.
Abis dari sekolah aku sempetin belanja ke pasar (sebernya dah dipesenin ding), di pasar aku beli 1,5 kg ayam. Dan OMG harga ayam kaya anak baru belajar merangkak, harganya pun terus merangkak, kemarin terakhir beli harganya 32.000, weleh weleh. Buat ta’jilnya aku beli buah blewah sama melon kebetulan di rumah sudah ada semangka. Alhamdulillah hari itu berjalan lancer ada perasaan puas daaaaaannn susah diuangkapkan, ketika kita bisa bantu orang.

Semoga hari hari 2 bulan mendatang terus berjalan lancer dan dimudahkan Allah Subhanahu Wataala.
Share:  

Selasa, 01 Juli 2014

“Masa Terindah”

Rasanya itu baru kemarin, peristiwa-peristiwa indah yang senantiasa memberikan senyum simpul ketika aku mengingatnya.
Aku dibesarkan selama 5 tahun di sebuah kota yang bahkan sepi penduduk, di daerah yang mungkin tidak banyak orang ingin tinggal di sana. berlindung dari terik matahari dan dinginnya angin malam di sebuah rumah petak yang tebuat dari kayu yang di susun dengan rapi, yang senantiasa menjerit karena kerinduan yang teramat kepada sanak saudara. Sebagai anak tunggal saat itu, aku mendapatkan apapun yang ku mau. Ya, di sanalah, daerah transmigrasi yang bahkan tanahnyapun kering tak berair. Tidak banyak memang yang bisa ku ingat di sana, sedikit bayangan itu menunjukan bahwa aku menghabiskkan masa anak-anak ku di sana. Memiliki saudara yang di ikatkan hanya dengan iman, namun kami ber-3 hidup dengan harmonis dan saling mengisi, dan kusadari itu adalah masa terindah yang pernah ku miliki.
Menjadi seorang kakak yang memiliki 3 orang adik, tentu menjadi suatu hal yang menarik. Suka duka kami rasa bersama, selalu ada kebersamaan ketika duka dan keceriaan ketika suka. Semua kami lalui bersama, tumbuh kembang bersama, dan hidup bersama. yang akan abadi dan tidak akan terputus sampai kapanpun, lagi-lagi kusadari, saat-saat kebersamaan itu adalah salah satu masa terindah dalam hidupku, bahkan sampai detik ini.
Ketika aku SD, aku melewatinya dengan penuh keceriaan. Tumbuh dan berkembang bersama teman-teman sebaya, menghabiskan waktu dengan hanya bermain, dan rasanya hidup masih belum ada beban dan tanggung jawab. Tapi, itu merupakan fase terpenting yang bisa membentuk aku yang sekarang. Dan aku akui, itu adalah masa terindah dalam hidupku.
Ketika kelas satu MTS, aku masuk sekolah jam 13.00 kelas siang tepatnya. Aku harus menunggui dan mengasuh adik ku yang pada saat itu masih berusia 1 tahun, ketika ibuku harus mengajar dan ayahku harus mencari nafkah. Hikmahnya, mungkin tidak banyak anak yang bisa mengurus anak kecil ketika usianya pun terbilang masih kecil, dan aku bisa. Bahkan aku telah lihai mengurus anak kecil, ketika usiaku masih kecil. Dan ku kenang kini, itu adalah salah satu masa terindah dalam hidupku.
Menginjak SMK, aku semakin menemukan diriku. Mulai terbentuk karakterku. Menghabiskan masa-masa sekolahku dengan sahabat-sahabat yang bahkan sampai saat ini setia menjadi sahabatku. Mengerjakan praktikum di laboratorium adalah hal yang paling mengasyikkan sekaligus menegangkan. Meski susah, kami lewati itu semua. dan benar kata orang, masa SMK adalah masa yang menyenangkan dan menjadi masa terindah dalam hidupku.

Dan saat ini, aku menuntut ilmu, jauh dari orang tua, jauh dari sanak saudara. Namun kutemukan keluarga baru, yang senantiasa memberikan cinta dan kasihnya, kapanpun aku membutuhkannya. Belajar, diskusi, bermain, mencari inspirasi, berbagi canda tawa dengan teman-teman. Aku senang dan aku sangat bersyukur aku bisa sampai pada titik ini. Semua masa yang pernah ku lalui, kujadikan sebagai kenangan terindah, dan kufikir tidak ada satupun masa buruk dalam hidupku, semua adalah masa terindah dalam hidupku.
Share: